Ø Jelaskan perkembangan perdagangan
luar negeri 10 tahun terakhir & buatlah dalam table!
Prospek perekonomian
global masih diliputi dengan keridakpastian. Ditengah upaya penyelamatan
ekonomi yang saat ini sedang berlangsung diberbagai negara, antara lain AS
dengan paket stimulus fiscal senilai USD838 miliar, kondisi perekonimian global
masuih terus memburuk. Dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009
diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 0,5% dari 3,4% pada tahun 2008.
Perlambatan petumbuhan ekonomi dunia tersebut menyebabkan pertumbuhan volume
perdagangan dunia mengalami kontraksi hingga 2,8%. Prospek pertumbuhsn ekonomi
global dalam jangka menengah selanutnya akan sangat ditentukan oleh
keberhasilan upaya pemulihan ekonomi dalam jangka pendek ini. Apabila paket
stimulus fiscal dapat berjalan mulus dan langkah-langkah penyelamatan perbankan
di berbagai negara, khususnya di nefara G-7, berhasil memulihkan stabilitas
dipasar keuangan, maka beberapa lembaga dunia seperti IMF dan world Bank
memperkirakan pertumbuhan ekonimi dunia akan mulai mengalamiu perbaikan di
akhir 2009. Akselerasi oertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan mulai terjadi pada 2010 dan selanjutnya akan
semakin kuat pada 2011 (Tabel4.1).
Asesmen Bank Indonesia
2 terhadap perkiraan pertumbuhan 3
negara utama dunia, yakni AS, negara kawasan Euro, dan Jepang memperkuat
perkiraan yang dihasulkan lembaga-lembaga dunia di atas. Pertumbuhan PDB rill
AS (yo-y) pada triwulan I-2009 diperkirakan sebesar -1,9%,triwula II sebesar -2,5%, triwulan III sebesar -2,1%
dan triwulan IV sebesar -0,2%, sehingga pertumbuhan sepanjang tahun 2009 diperkirakan akan sebesar -1,6%. Setelah
tahun 2009 Amerika Serikat akan tumbuh poositif 2,0 pada tahun 2010 dan
selanjutnya 2,7% pada tahun 2011. Untuk kawasan Euro, pertumbuhan PDB rill
(y-o-y) sepanjang tugatriwuln pertama 2009, kawasan Euro diperkirakan sudah
oulih dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1%.
Secara tahunan,
pertumbuhan 2009 diprakirakan masih negative -1.2% untuk kemudian kembali pulih
ke tingkat 2,3% pada tahun 2010 dan 2,6 pada tahun 2011. Untuk Jepang,
pertumbuhan PDB rill (y-o-y) pada triwulan I √ 2009 diperkirakan akan
snagat terkontraksi (-3,8%) sebelum -2,8% pada triwulan II, dan -2,2% di
triwulan III, untuk kemudian kembaki positif sebesar 0,2% pada triwulan
terakhir 2009. Pada tahun 2009 secakeseluruhan ekonomi Jepang tumbuh negative
-2,2% untuk kemudian naik 2,0% tahun 2010 dan 3,2% pada tahun 2011. Berpihak
pada perkiraan diatas, lintasan pemulih ekonomi (recovery path) dunia, yang
dimotori oleh negara-negara maju, secara kuartalan diperkirakan akan mengikuti
pola ≈U-shapeΔ, namun secara tahunan akan cenderung ≈V-shapeΔ.
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN
LUAR NEGERI 10 TAHUN TERAKHIR
Data
perkembangan Produk Domestik Bruto ditinjau dari sisi penggunaan dalam kurun
waktu 10 tahun terakhir digunakan sebagai data dasar untuk menganalisis
ketahanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak atau krisis ekonomi yang terjadi
pada tahun 2008 dan yang berpotensi untuk terjadi kembali pada akhir 2011 atau
awal 2012 sehubungan dengan memburuknya krisis utang di 5 negara Eropa
(Portugal, Italia, Irlandia, Yunani dan Spanyol) serta belum pulihnya krisis
ekonomi AS.
- Tabel
berikut ini menunjukkan perkembangan PDB menurut jenis penggunaan dalam
waktu 10 tahun terakhir (dalam Rp triliun).
- Tabel
diatas menjelaskan bahwa:
·
Dalam
10 tahun terakhir ditinjau dari sisi penggunaan, kontributor terbesar terhadap
PDB Indonesia adalahKonsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan
Modal Tetap Bruto yang tumbuh secara signifikan diikuti olehKonsumsi
Pemerintah pada urutan ketiga. Sedangkan perdagangan internasional
secara netto yaitu Ekspor dikurangi Impor selama 10 tahun
terakhir ini kontribusinya terhadap PDB cukup kecil.
·
Pembentukan Modal Tetap Bruto meningkat cukup signifikan. Pembentukan Modal Tetap
Bruto (PMTB) adalah pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur
pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB
mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain
seperti infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara, serta mesin dan peralatan.
Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup dalam rincian
ini tetapi digolongkan sebagai konsumsi pemerintah. Tingginya laju peningkatan
kontribusi PMTB menunjukkan bahwa kontribusi investasi mulai mengejar secara
perlahan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB.
·
Besarnya
kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto serta Konsumsi
Pemerintah dan kecilnya kontribusi netto perdagangan internasional
(Ekspor dikurangi Impor) menunjukan bahwa kekuatan perekonomian Indonesia
sesungguhnya terletak pada kekuatan pasar domestik dan kurang/tidak tergantung
pada pasar ekspor. Kondisi ini pula yang menyebabkan perekonomian Indonesia
relatif lebih tahan terhadap krisis yang terjadi pada tahun 2008 dan juga
terhadap potensi krisis yang mungkin akan terjadi pada akhir 2011 atau awal
2012 di Zona Euro dan Amerika Serikat.
- Tabel
berikut ini menunjukkan kontribusi (dalam %) dari setiap sisi penggunaan
terhadap PDB dalam 10 tahun terakhir.
o
a)
Dari tabel ini terlihat dengan jelas kecenderungan semakin menurunnya
kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dari 70,6% terhadap PDB pada tahun 2002
menjadi 56,7% terhadap PDB pada tahun 2010. Dengan kecenderungan penurunan
kontribusi Konsumsi Rumah Tangga ini maka pernyataan para pengamat yang
mengatakan bahwa ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi pada dasarnya sudah
tidak tepat.
o
b)
Tabel ini juga menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto secara
konsisten mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu meningkat dari
20,2% dari PDB pada tahun 2002 menjadi 32,2% dari PDB pada tahun 2010.
Kecenderungan ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif karena
pendapatan (termasuk saving) digunakan untuk investasi barang modal yang pada
gilirannya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.Kita
harus ingat bahwa tidak ada pertumbuhan tanpa investasi.
c) Kontribusi
perdagangan internasional secara netto (Ekspor dikurangi Impor) cenderung
mengalami penurunan dari 8,5% dari PDB pada tahun 2001 menjadi 1,6% dari PDB
pada tahun 2010. Meskipun nilai ekspor pada tahun 2010 mencapai Rp 1.580,0
trilyun (atau 24,6% dari PDB), namun nilai impor juga cukup besar mencapai Rp.
1.475,8 trilyun (atau 23,0% dari PDB). Beberapa hal yang perlu dicermati
terkait ekspor dan impor antara lain :
§
- Kecenderungan
ini menunjukkan adanya sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya
mengindikasikan bahwaPDB Indonesia bertumpu pada kekuatan ekonomi domestik,
namun sisi negatifnya kalau kecenderungan penurunan kontribusi surplus
perdagangan ini terus menurun bahkan bisa sampai negatif atau mengakibatkan
defisit neraca perdagangan, maka hal ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi
banjir produk impor yang akan merugikan produk domestik.
§
-
Namun berdasarkan pengalaman selama ini ketika ekspor mengalami
peningkatan maka impor juga mengalami peningkatan sebaliknya ketika ekspor
mengalami penurunan maka impor juga mengalami penurunan.
§
Semakin
mengecilnya netto perdagangan luar negeri sejalan dengan peningkatan investasi
(PMTB) pada dasarnya bukanlah merupakan hal yang negatif karena investasi
barang modal yang kita lakukan sebagian memang memerlukan barang modal yang
diimpor terutama barang modal untuk industri manufaktur dan industri
pengolahan.
- Mengantisipasi
potensi krisis yang mungkin kembali terjadi dan berdasarkan data
perkembangan perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir
dapat disimpulkan dan disarankan hal-hal sebagai berikut:
o
a)
Kekuatan perekonomian Indonesia pada dasarnya terletak pada kekuatan ekonomi
domestik sehingga lebih tahan terhadap krisis ekonomi global.
o
b)
Pemerintah selama 7 tahun terakhir sudah menjalankan kebijakan fiskal yang
sangat disiplin sehingga dari sisi fiskal perekonomian Indonesia memiliki
tingkat kesehatan yang cukup baik.
o
c)
Bank Indonesia agar terus meningkatkan pengawasan terhadap sektor perbankan
kita yang kinerjanya cukup baik agar sektor perbankan ini memiliki daya tahan
yang tangguh dalam menghadapi krisis.
o
d)
BUMN dan usaha swasta agar mempercepatpenerapan International Financial
Reporting Standards(IFRS) agar laporan keuangan perusahaan merefleksikan
secara benar dan fair kondisi bisnis yang dilakukan sehingga diharapkan dapat
mencegah krisis keuangan yang dipicu oleh usaha swasta sebagaimana terjadi atau
dialami pada tahun 2008 di Amerika Serikat.
o
e)
Agar perekonomian domestik mampu bertahan maka kita tetap perlu menjaga tingkat
inflasi dan mengendalikan gejolak nilai tukar. Di sektor riil ketahanan energi
dan ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan. Upaya peningkatan ketahanan
energi dan pangan antara lain:
§
-
Peningkatkan ketahanan energi antara lain penggunaan BBG dan LPG sebagai
pengganti BBM bersubsidi untuk sektor transportasi dan percepatan pembangunan
PLTU 10 Ribu MW untuk mengurangi penggunaan BBM Solar sebagai energi
pembangkit.
§
-
Peningkatan ketahanan pangan antara lain melakukan kembali Gerakan Peningkatan
Produksi Beras Nasional (GP2BN) yang cukup sukses pada masa kerja KIB I.
o
f) Terus
melakukan perbaikan terhadap faktor yang menghambat investasi (de-bottlenecking)
agar peluang yang sangat besar dari kondisi perekonomian yang cukup kondusif
saat ini mampu meraih aliran modal masuk untuk diinvestasikan di sektor riil
dalam negeri, sehingga ketika krisis berakhir perekonomian kita dapat tumbuh
dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Nama Kelompok :
- Arif Setiawan
- Elena Carfin
- Nur Intan Sari
- Risca Wijaya
- Yuliana Dermawan Putri
0 komentar:
Posting Komentar