ROKOK
SANGAT MEMPENGARUHI PEREKONOMIAN INDONESIA
I. PENDAHULUAN
Saya
mengambil tema ini karna menurut saya tema ini sangat menarik dan menyorot
banyak pihak di dalamnya, rokok adalah hal yang lazim untuk kita saat ini karna
kita tau rokok bukan hanya di gunakan oleh orang- orang dewasa tetapi rokok
juga di gunakan oleh batita. Mungkin dulu orang yang menggunakan rokok adalah
orang- orang yang umurnya di atas 15 tahun tetapi tidak untuk sekarang ini.
Maka dari itu kita dapat melihat peningkatan penggunaan rokok yang terus
meningkat setiap tahunnya.
II. ISI
Menurut
pengamaat ekonomi Syamsul Hadi mengatakan industri rokok adalah satu-satunya
industri nasional yang masih survive menghasilkan produk dalam negeri.
Menurutnya, industri ini telah terintegrasi secara nasional dari hulu hingga ke
hilir yang menyerap jutaan tenaga kerja lokal.
Menurut Syamsul Hadi yang
pernah diundang oleh FKP DPR RI memberi masukan perihal ini, kontribusi
penciptaan lapangan kerja dari industri rokok dan yang terkait dengannya mencapai
24,4 juta. Ia menambahkan, 1,25 juta orang bekerja di ladang-ladang tembakau,
1,5 juta bekerja di ladang cengkeh dan sekurang-kurangnya 10 juta orang
terlibat langsung dalam industri rokok.
Berdasarkan data Susenas 2003, misalnya, nilai konsumsi rokok
dan tembakau secara rata-rata nasional adalah sekitar Rp. 16 727/kapita/bulan.
Dengan jumlah penduduk sekitar 213,7 juta orang pada tahun 2003, berarti
kontribusi konsumsi rokok & tembakau diperkirakan mencapai Rp. 43,2 trilyun. Angka ini setara dengan
sekitar 13% dari total APBN (Rp. 332 trilyun) dan sekitar 10% dari total PDB (Rp. 432 trilyun) pada tahun 2003.
Penerimaan negara (Pemerintah Pusat) yang berasal dari cukai rokok per tahun
2011 mencapai Rp62,76 triliun. Sementara kontribusinya terhadap perekonomian
daerah juga tidak bisa dianggap remeh.
Sebagai contoh, dana bagi hasil cukai tembakau
di Kabupaten Temanggung mencapai Rp10,05 miliar pada 2009 atau lebih dari
seperempat Pendapatan Asli Daerah (PAD) Temanggung. Jumlah itu bertambah
menjadi Rp13,67 miliar pada 2010 atau 24,81 persen PAD. Beberapa daerah sangat
menggantungkan hidup masyarakatnya pada industri rokok. Kediri, Malang, Kudus
dan berbagai kota lainnya, ekonominya sangat ditentukan oleh rokok. Kudus,
misalnya, menyumbang Rp15,1 triliun dari total pendapatan cukai Rp60 triliun.
Rokok memang sangat membantu pendapatan Negara
tetapi rokok juga sangat merugikan Negara karna tidak sedikit jumlah kematian
yang di sebabkan oleh rokok bahkan di perkirakan 1000 orang meningal tiap
tahunnya karna tembakau/rokok. Maka dari itu Pemerintah mengeluarkan (RPP) Rancangan Peraturan
Pemerintah pengendalian tembakau, tapi sayang rancangan ini malah dinilai akan dapat mematikan mata pencaharian petani
tembakau, industri rokok dan bisnis yang terkait dengannya. Kontroversi
tersebut tampaknya akan terus berlanjut sebab baik mereka yang menentang RPP
mau pun pendukungnya, akan terus berupaya keras untuk mengegolkan keinginannya.
Ini terjadi karena industri mau pun bisnis yang bakal terpengaruh oleh ketentuan
ini tergolong cukup signifikan bagi perekonomian.
Tapi tampaknya Pemerintah tidak dapat memutuskan secara tegas
pelaturan ini di karenakan penghasilan tembakau yang cukup mempengaruhi
perekonomian Indonesia sekarang ini. Pemerintahpun berada di antara 2 pilihan
yang sulit, jika perundangan-undangan ini di perketat maka akan banyak orang
yang menjadi pengangguran karna pemecatan
masal dan pendapatan Negara yang berkurang dan di satu sisi rokok sangat
merugikan banyak orang jika penggunaannya di sembarangan tempat karna rokok
tidak hanya menimbulkan efek berbahaya kepada orang yang aktif menggunakannya
tetapi juga terhadapat pengguna pasif yang mengakibatkan kesehatan orang
Indonesia menurun.
Jumlah perokok saat ini pun terus
meningkat dari tahun 1995 hingga sekarang.yaitu dari sebanyak 34,7 juta perokok
menjadi 65 juta perokok data ini di ambil dari survey Social Ekonomi Nasional
dan Riset Kesehatan Dasar. Berdasarkan jenis kelamin pada tahun 1995 di
perkirakan ada 33,8 juta perokok laki-laki dan 1,1 juta perokok perempuan.
Namun, pada tahun 2007 angka ini meningkat drastic menjadi 61,2 juta perokok
laki-laki dan 4,8 juta perokok perempuan.
III.
PENUTUP
Rokok
sangat di gemari dan di minati oleh banyak kalangan, memiliki beberapa
keuntungan dan kerugian yang cukup besar seperti penjelasan di atas. Rokok adalah
penyumbang dana yang cukup besar untuk Indonesia karna pemakai rokok yang cukup
sangat banyak di Indonesia.
Refrensi :
0 komentar:
Posting Komentar