Jumat, 26 April 2013

TUGAS SOFTSKILL 2 (GROUP)

Ø   Jelaskan perkembangan perdagangan luar negeri 10 tahun terakhir & buatlah dalam table!
Prospek perekonomian global masih diliputi dengan keridakpastian. Ditengah upaya penyelamatan ekonomi yang saat ini sedang berlangsung diberbagai negara, antara lain AS dengan paket stimulus fiscal senilai USD838 miliar, kondisi perekonimian global masuih terus memburuk. Dengan perkembangan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2009 diperkirakan mengalami perlambatan menjadi 0,5% dari 3,4% pada tahun 2008. Perlambatan petumbuhan ekonomi dunia tersebut menyebabkan pertumbuhan volume perdagangan dunia mengalami kontraksi hingga 2,8%. Prospek pertumbuhsn ekonomi global dalam jangka menengah selanutnya akan sangat ditentukan oleh keberhasilan upaya pemulihan ekonomi dalam jangka pendek ini. Apabila paket stimulus fiscal dapat berjalan mulus dan langkah-langkah penyelamatan perbankan di berbagai negara, khususnya di nefara G-7, berhasil memulihkan stabilitas dipasar keuangan, maka beberapa lembaga dunia seperti IMF dan world Bank memperkirakan pertumbuhan ekonimi dunia akan mulai mengalamiu perbaikan di akhir 2009. Akselerasi oertumbuhan ekonomi global diperkirakan akan  mulai terjadi pada 2010 dan selanjutnya akan semakin kuat pada 2011 (Tabel4.1).
Asesmen Bank Indonesia 2 terhadap perkiraan pertumbuhan 3  negara utama dunia, yakni AS, negara kawasan Euro, dan Jepang memperkuat perkiraan yang dihasulkan lembaga-lembaga dunia di atas. Pertumbuhan PDB rill AS (yo-y) pada triwulan I-2009 diperkirakan sebesar -1,9%,triwula  II sebesar -2,5%, triwulan III sebesar -2,1% dan triwulan IV sebesar -0,2%, sehingga pertumbuhan sepanjang tahun 2009  diperkirakan akan sebesar -1,6%. Setelah tahun 2009 Amerika Serikat akan tumbuh poositif 2,0 pada tahun 2010 dan selanjutnya 2,7% pada tahun 2011. Untuk kawasan Euro, pertumbuhan PDB rill (y-o-y) sepanjang tugatriwuln pertama 2009, kawasan Euro diperkirakan sudah oulih dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 0,1%.

Secara tahunan, pertumbuhan 2009 diprakirakan masih negative -1.2% untuk kemudian kembali pulih ke tingkat 2,3% pada tahun 2010 dan 2,6 pada tahun 2011. Untuk Jepang, pertumbuhan PDB rill (y-o-y) pada triwulan I √ 2009 diperkirakan akan snagat terkontraksi (-3,8%) sebelum -2,8% pada triwulan II, dan -2,2% di triwulan III, untuk kemudian kembaki positif sebesar 0,2% pada triwulan terakhir 2009. Pada tahun 2009 secakeseluruhan ekonomi Jepang tumbuh negative -2,2% untuk kemudian naik 2,0% tahun 2010 dan 3,2% pada tahun 2011. Berpihak pada perkiraan diatas, lintasan pemulih ekonomi (recovery path) dunia, yang dimotori oleh negara-negara maju, secara kuartalan diperkirakan akan mengikuti pola ≈U-shapeΔ, namun secara tahunan akan cenderung ≈V-shapeΔ.



PERKEMBANGAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI 10 TAHUN TERAKHIR

Data perkembangan Produk Domestik Bruto ditinjau dari sisi penggunaan dalam kurun waktu 10 tahun terakhir digunakan sebagai data dasar untuk menganalisis ketahanan ekonomi Indonesia terhadap gejolak atau krisis ekonomi yang terjadi pada tahun 2008 dan yang berpotensi untuk terjadi kembali pada akhir 2011 atau awal 2012 sehubungan dengan memburuknya krisis utang di 5 negara Eropa (Portugal, Italia, Irlandia, Yunani dan Spanyol) serta belum pulihnya krisis ekonomi AS.
  1. Tabel berikut ini menunjukkan perkembangan PDB menurut jenis penggunaan dalam waktu 10 tahun terakhir (dalam Rp triliun).




  1. Tabel diatas menjelaskan bahwa:
·         Dalam 10 tahun terakhir ditinjau dari sisi penggunaan, kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia adalahKonsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto yang tumbuh secara signifikan diikuti olehKonsumsi Pemerintah pada urutan ketiga. Sedangkan perdagangan internasional secara netto yaitu Ekspor dikurangi Impor selama 10 tahun terakhir ini kontribusinya terhadap PDB cukup kecil.
·         Pembentukan Modal Tetap Bruto meningkat cukup signifikan. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) adalah pengeluaran untuk barang modal yang mempunyai umur pemakaian lebih dari satu tahun dan tidak merupakan barang konsumsi. PMTB mencakup bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal, bangunan lain seperti infrastruktur jalan, pelabuhan dan bandara, serta mesin dan peralatan. Pengeluaran barang modal untuk keperluan militer tidak dicakup dalam rincian ini tetapi digolongkan sebagai konsumsi pemerintah. Tingginya laju peningkatan kontribusi PMTB menunjukkan bahwa kontribusi investasi mulai mengejar secara perlahan kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB.
·         Besarnya kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dan Pembentukan Modal Tetap Bruto serta Konsumsi Pemerintah dan kecilnya kontribusi netto perdagangan internasional (Ekspor dikurangi Impor) menunjukan bahwa kekuatan perekonomian Indonesia sesungguhnya terletak pada kekuatan pasar domestik dan kurang/tidak tergantung pada pasar ekspor. Kondisi ini pula yang menyebabkan perekonomian Indonesia relatif lebih tahan terhadap krisis yang terjadi pada tahun 2008 dan juga terhadap potensi krisis yang mungkin akan terjadi pada akhir 2011 atau awal 2012 di Zona Euro dan Amerika Serikat.

  1. Tabel berikut ini menunjukkan kontribusi (dalam %) dari setiap sisi penggunaan terhadap PDB dalam 10 tahun terakhir.





o    a)  Dari tabel ini terlihat dengan jelas kecenderungan semakin menurunnya kontribusi Konsumsi Rumah Tangga dari 70,6% terhadap PDB pada tahun 2002 menjadi 56,7% terhadap PDB pada tahun 2010. Dengan kecenderungan penurunan kontribusi Konsumsi Rumah Tangga ini maka pernyataan para pengamat yang mengatakan bahwa ekonomi Indonesia ditopang oleh konsumsi pada dasarnya sudah tidak tepat.
o    b)  Tabel ini juga menunjukkan bahwa Pembentukan Modal Tetap Bruto secara konsisten mengalami peningkatan yang cukup signifikan yaitu meningkat dari 20,2% dari PDB pada tahun 2002 menjadi 32,2% dari PDB pada tahun 2010. Kecenderungan ini menunjukkan perkembangan yang sangat positif karena pendapatan (termasuk saving) digunakan untuk investasi barang modal yang pada gilirannya akan meningkatkan laju pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.Kita harus ingat bahwa tidak ada pertumbuhan tanpa investasi.
c) Kontribusi perdagangan internasional secara netto (Ekspor dikurangi Impor) cenderung mengalami penurunan dari 8,5% dari PDB pada tahun 2001 menjadi 1,6% dari PDB pada tahun 2010. Meskipun nilai ekspor pada tahun 2010 mencapai Rp 1.580,0 trilyun (atau 24,6% dari PDB), namun nilai impor juga cukup besar mencapai Rp. 1.475,8 trilyun (atau 23,0% dari PDB). Beberapa hal yang perlu dicermati terkait ekspor dan impor antara lain :
§  - Kecenderungan ini menunjukkan adanya sisi positif dan sisi negatif. Sisi positifnya mengindikasikan bahwaPDB Indonesia bertumpu pada kekuatan ekonomi domestik, namun sisi negatifnya kalau kecenderungan penurunan kontribusi surplus perdagangan ini terus menurun bahkan bisa sampai negatif atau mengakibatkan defisit neraca perdagangan, maka hal ini perlu diwaspadai agar tidak terjadi banjir produk impor yang akan merugikan produk domestik.
§  - Namun berdasarkan pengalaman selama ini ketika ekspor mengalami peningkatan maka impor juga mengalami peningkatan sebaliknya ketika ekspor mengalami penurunan maka impor juga mengalami penurunan.
§  Semakin mengecilnya netto perdagangan luar negeri sejalan dengan peningkatan investasi (PMTB) pada dasarnya bukanlah merupakan hal yang negatif karena investasi barang modal yang kita lakukan sebagian memang memerlukan barang modal yang diimpor terutama barang modal untuk industri manufaktur dan industri pengolahan. 
  1. Mengantisipasi potensi krisis yang mungkin kembali terjadi dan berdasarkan data perkembangan perekonomian Indonesia dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dapat disimpulkan dan disarankan hal-hal sebagai berikut:
o    a)  Kekuatan perekonomian Indonesia pada dasarnya terletak pada kekuatan ekonomi domestik sehingga lebih tahan terhadap krisis ekonomi global.
o    b)  Pemerintah selama 7 tahun terakhir sudah menjalankan kebijakan fiskal yang sangat disiplin sehingga dari sisi fiskal perekonomian Indonesia memiliki tingkat kesehatan yang cukup baik.
o    c)  Bank Indonesia agar terus meningkatkan pengawasan terhadap sektor perbankan kita yang kinerjanya cukup baik agar sektor perbankan ini memiliki daya tahan yang tangguh dalam menghadapi krisis.
o    d)  BUMN dan usaha swasta agar mempercepatpenerapan International Financial Reporting Standards(IFRS) agar laporan keuangan perusahaan merefleksikan secara benar dan fair kondisi bisnis yang dilakukan sehingga diharapkan dapat mencegah krisis keuangan yang dipicu oleh usaha swasta sebagaimana terjadi atau dialami pada tahun 2008 di Amerika Serikat.
o    e)  Agar perekonomian domestik mampu bertahan maka kita tetap perlu menjaga tingkat inflasi dan mengendalikan gejolak nilai tukar. Di sektor riil ketahanan energi dan ketahanan pangan perlu terus ditingkatkan. Upaya peningkatan ketahanan energi dan pangan antara lain:
§  - Peningkatkan ketahanan energi antara lain penggunaan BBG dan LPG sebagai pengganti BBM bersubsidi untuk sektor transportasi dan percepatan pembangunan PLTU 10 Ribu MW untuk mengurangi penggunaan BBM Solar sebagai energi pembangkit.
§  - Peningkatan ketahanan pangan antara lain melakukan kembali Gerakan Peningkatan Produksi Beras Nasional (GP2BN) yang cukup sukses pada masa kerja KIB I.
o    f) Terus melakukan perbaikan terhadap faktor yang menghambat investasi (de-bottlenecking) agar peluang yang sangat besar dari kondisi perekonomian yang cukup kondusif saat ini mampu meraih aliran modal masuk untuk diinvestasikan di sektor riil dalam negeri, sehingga ketika krisis berakhir perekonomian kita dapat tumbuh dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi.

DAFTAR PUSTAKA




Nama Kelompok :

  • Arif Setiawan
  • Elena Carfin
  • Nur Intan Sari
  • Risca Wijaya
  • Yuliana Dermawan Putri

0 komentar:

Posting Komentar