Minggu, 14 April 2013

TULISAN 1 - UKM


Ujung Kesuksesan UKM


I. PENDAHULUAN

Saya bangga jadi orang Indonesia karna Ukm furniture dan kerajinan tangan yang di hasilkan Indonesia sangat di lirik oleh orang-orang asing. Karena bentuknya yang unik dan kreativitas yang sangat bagus dan menarik yang tentu tidak di miliki semua Negara. Kita harus bangga dengan Negara Indonesia karna kreativitas orang Indonesia yang sangat tinggi bahkan kekayaan alam di Indonesia yang sangat mendukung, kayu jati yang kita anggap hanya sebagai kayu ternyata tidak lagi untuk saat ini karna kayu jati bisa di jadikan furniture yang harganya cukup tinggi.

II. ISI
KELOMPOK usaha kecil dan menengah (UKM) merupakan salah satu penopang kelangsungan hidup sebagian masyarakat Indonesia, terutama Kalsel. Apalagi, UKM bagian dari koperasi yang merupakan wujud pertumbuhan ekonomi. Keberadaannya tidak dapat dipisahkan dengan perekonomian kerakyatan. Jika makin bekembang, usahanya juga akan ada penyerapan tenaga kerja.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Provinsi Kalsel, Bambang Supriadi menegaskan, dalam pengembangan UKM, pemerintah siap membantu.

Ditambah lagi, Bank Indonesia (BI) mengarahkan bank untuk menyalurkan kredit UKM dengan pangsa minimal 20 persen. Hal ini diatur dalam Peraturan Bank Indonesia No. 14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang Pemberian Kredit atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Direktur Kredit Bank Perkreditan rakyat (BPR) dan UMKM BI Zainal Abidin mengatakan, potensi pertumbuhan UKM dalam negeri sangat besar, bahkan memenuhi prinsip pokok Undang Undang Dasar (UUD) 45, untuk kemakmuran rakyat.

Sektor penyaluran kredit UKM, terbesar adalah perdagangan besar dan eceran, yakni 47,2 persen. Kemudian industri pengolahan 10,9 persen, pertanian, perkebunan, dan kehutanan 7,9 persen, konstruksi 6,2 persen, lalu jasa kemasyarakatan, budaya dan hiburan 5,2 persen. Hingga Maret 2013 industri UKM tumbuh 16 persen. Namun, masih di bawah target BI yaitu 20 persen.

Jumlah UKM produktif pada 2012 yaitu Rp 62 triliun dari total seluruh kredit bank Rp 2.647,93 triliun. Kemudian, outstanding UKM adalah Rp 542 triliun. BI mencatat, Non Performing Loan (NPL) UKM secara keseluruhan berada di posisi 3,72 persen.

Ditambah lagi dengan pembinaan-pembinaan dari instansi pemerintah, BUMN serta swasta yang menunjukkan angka fantastis. PT Telkomsel Indonesia (Telkom) Tbk Wilayah Kalselteng melalui program Indonesia Digital Entrepeuner (IndiePreneur) menargetkan 1.000 dibina pada 2013 ini.

PT Jasa Raharja (Persero) Kalsel sudah membina sedikitnya 30 pelaku UKM. Belum lagi dari BUMN lainnya yang sangat berkembang seperti Bank Mandiri, Pertamina, PT Pos Indonesia dan lainnya.

Artinya, secara finansial, permodalan UKM di Banua ini tidak akan kurang. Pembinaan malah gencar dilakukan hampir seluruh instansi.
Selain modal, pembinaan serta pengawasan terhadap pelaku UKM yang mendapat bantuan, harus terus digalakkan. Setidaknya, pelaku UKM mendapat perhatian dan serius memajukan usaha dengan terus berkembang hingga menembus pasar ASEAN, bahkan dunia.

Masih banyak potensi UKM yang meski digarap demi terwujudkan masyarakat sejahtera di bawah era globalisasi serta Era Masyarakat ASEAN 2015. Tentu, bukan hanya memperkokoh modal serta keterampilan pelaku UKM, melainkan juga pangsa pasar produk usaha hingga mampu bersaing.
Furnitur dan produk kerajinan tangan yang dihasilkan pelaku usaha kecil dan menengah di Indonesia dinilai mampu bersaing di pasar global. Hal yang menjadi daya tarik antara lain kekhasan produk yang kuat mengekspresikan karakter budaya, etnik, klasik, dan termasuk pemilihan bahan baku serta desainnya.  
"Meja akar, misalnya, menarik minat karena produk furnitur berbentuk meja tersebut diolah langsung dari akar sehingga terlihat unik dibanding produk negara lain," kata Deputi Menteri Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Neddy Rafinaldy, Senin (25/3/2013).
Menurut Neddy, Kemenkop UKM , Kementerian Perdagangan , Kementerian Perindustrian bekerja sama dengan Asosiasi Mebel Indonesia serta Asosiasi Mebel dan Kerajinan Rotan Indonesia memfasilitasi 23 pengusaha/UKM Indonesia untuk mengikuti pameran di China.  
Pameran bertajuk China International Furniture Fair tersebut berlangsung dari tanggal 18-21 Maret 2013, bertempat di kawasan China Import & Export, Guangzhou, China. Total peserta pameran sebanyak 4.500 peserta dengan jumlah pembeli yang datang lebih dari 150.000 orang.
Neddy menuturkan, UKM yang difasilitasi Kemenkop UKM berhasil memperoleh komitmen transaksi maupun transaksi langsung sejumlah pembeli dari beberapa negara seperti China, USA, Jerman, Perancis, Belanda, Italia, India, Jepang, dan Kanada.
Neddy mengatakan, kehadiran UKM Indonesia diharapkan dapat meningkatkan daya saing danmemperluas pangsa pasar ekspor furnitur dan kerajinan Indonesia. "Sebagai gambaran, di hari kedua sudah banyak produk UKM yang dipamerkan dipesan oleh pembeli asing," kata Neddy.    
Beberapa contoh Produk UKM:



III. PENUTUP
Mulai lestarikan kebudayaan dan kekayaan- kekayaan yang ada di Indonesia, ayo kita belajar lebih kreatif lagi untuk mengubah suatu barang yang tidak terlalu mahal/ di hargai menjadi barang yang di perebutkan banyak orang karna keunikan suatu barang tersebut yang tidak mungkin di dapatkan di empat- tempat lain.




0 komentar:

Posting Komentar